LABUAN BAJO, BERITA FLORES – Presiden Joko Widodo menetapkan 10 Destinasi Pariwisata Prioritas atau 10 Bali Baru pada tahun 2017 lalu. Dari 10 Destinasi Pariwisata Prioritas tersebut, Presiden Jokowi menetapkan fokus utama menjadi 5 Destinasi Pariwisata Super Prioritas pada rapat terbatas kabinet pada 15 Juli 2019 di Jakarta.

Labuan Bajo termasuk ke dalam 5 Destinasi Pariwisata Super Prioritas tersebut. Sejak ditetapkan menjadi Destinasi Pariwisata Super Prioritas itulah pengembangan pariwisata di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, NTT pun gencar dilakukan terutama pada 6 aspek arahan Presiden Joko Widodo.

Arahan ini di antaranya, pengembangan tata ruang, fasilitas di lokasi wisata, sumber daya manusia yang unggul, pemasaran produk ekonomi lokal, dan pemasaran destinasi yang terintegritas.
(Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah, Kementerian PUPR, 2020).

Dalam upaya mendukung visi Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores untuk mewujudkan Labuan Bajo sebagai Destinasi Pariwisata Super Prioritas Berkelanjutan Kelas Dunia, Yayasan WWF-Indonesia bersama dengan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Manggarai Barat menggelar kegiatan Sosialisasi dan Annual Meeting Signing Blue di Labuan Bajo.

Kegiatan yang dilaksanakan di Hotel Puri Sari ini melibatkan 28 peserta yang mewakili unsur pentahelix kepariwisataan (Pemerintah, Akademisi, Dunia Bisnis Dunia Industri, Komunitas/Asosiasi, dan Media Massa).

Kegiatan tersebut pun sesuai dengan satu misi dan posisi dari Dinas Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Manggarai Barat. “Satu misi Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Manggarai Barat adalah Perjalanan Menuju Lestari atau Journey to Sustainability, yaitu Mengembangkan Pariwisata secara Berkelanjutan dan Inklusif  sebagai Penggerak Utama Ekonomi”, papar Plt. Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Manggarai Barat, Chrispinianus Mesima pada kesempatan itu.

“Signing Blue dapat masuk menjadi salah satu pemantik yang dapat mengingatkan industri pariwisata untuk tetap pada jalur praktik berkelanjutan di dalam pengembangan pariwisata.”ujarnya.

Chrispinianus Mesima dalam pemaparannya sejalan dengan alasan di balik inisiasi Yayasan WWF-Indonesia terhadap platform Signing Blue. Yayasan WWF-Indonesia menginisiasi Platform Signing Blue sejak tahun 2013, untuk mewadahi para pelaku wisata dan wisatawan untuk mewujudkan pariwisata bahari yang bertanggung jawab.

Dengan mengadopsi Global Sustainable Tourism Council (GSTC) dan sejalan dengan program Sustainable Development Goals (SDGs), Signing Blue mitra bagi pelaku, pegiat, dan jasa usaha wisata untuk memastikan praktik pariwisata bahari berkelanjutan diterapkan secara konsisten, dan pada akhirnya meningkatkan kualitas lingkungan, masyarakat, serta memperkuat ekonomi lokal.

Sementara itu, Direktur Utama Badan Pariwisata Otoritas Labuan Bajo Flores (BPOLBF), Shana Fatina dalam paparannya mengenai Program Pengembangan Destinasi Pariwisata Super Prioritas Labuan Bajo mengatakan, Signing Blue dapat masuk dan membantu di top isu pengembangan pariwisata Labuan Bajo untuk mencapai visi BPOLBF (Labuan Bajo Sebagai Destinasi Pariwisata Super Prioritas Berkelanjutan Kelas Dunia), yaitu keterpaduan infrastruktur yang berkelanjutan, sumber daya manusia & kontribusi lokal, dan penyediaan komoditas pangan penunjang pariwisata.

Pada tempat yang sama Tim Kesekretariatan Singing Blue, I Gede Dananjaya Bagaskara mejelaskan, latar belakang inisiasi Signing Blue oleh Yayasan WWF-Indonesia adalah kegiatan pariwisata yang selama ini telah berkontribusi dalam pertumbuhan ekonomi yang masif. Di sisi lain juga memberikan dampak bagi lingkungan dan sosial budaya. Oleh karena itu, konsep pariwisata yang berkelanjutan sudah menjadi kebutuhan karena kecenderungan orang memilih wisata yang ramah lingkungan cukup tinggi.

Lebih lanjut I Gede mengatakan saat ini Signing Blue sudah mencapai 130 member yang tersebar di seluruh Indonesia serta 4 member di antaranya berada di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, yaitu Hotel Puri Sari, Divine Diving, Dive Komodo, dan Flores Diving Centre.

Dalam proses kegiatan, tim Signing Blue memberikan penilaian awal yaitu pada tahun 2016 kepada para member yang berada di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat mendapatkan Starfish 1 sampai dengan 3. Setelah dilakukan pendampingan lebih lanjut, para member meningkatkan praktek terbaiknya dan pada tahun 2019, para member membuktikan komitmennya untuk mewujudkan praktek terbaik dengan meningkatkan starfishnya menjadi starfish 3 sampai dengan 4.

Starfish merepresentasikan status penerapan pariwisata baharí berkelanjutan yang diberikan Signing Blue kepada para member. Semakin tinggi Starfish yang didapat berarti member tersebut telah lebih menerapkan praktik pariwisata baharí berkelanjutan. Berdasarkan data peningkatan dari pendampingan tim Signing Blue, para member yang berada di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat berhasil meningkatkan praktek terbaiknya dalam mewujudkan pariwisata yang berkelanjutan yaitu aspek lingkungan sebesar 29%, aspek sosial budaya sebesar 33%, dan efektivitas manajemen sebesar 9%.

Ketua Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Manggarai Barat, Sebastian Pandang, saat memberikan tanggapan terhadap Signing Blue. Ia berharap indikator-indikator di dalam Signing Blue dapat dibawa dan dituangkan menjadi regulasi pemerintah daerah agar dapat berkelanjutan.

Sasaran member Signing Blue juga akan lebih baik jika diperluas tidak hanya berfokus pada hotel-hotel berbintang, tetapi juga harus dapat menyasar hotel non-bintang karena hotel-hotel non-bintang tersebut tidak kalah saing dalam berkomitmen mengenai penerapan pariwisata berkelanjutan.

Kegiatan ditutup dengan peserta terbatas, annual meeting bagi para member Signing Blue di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat. Agenda annual meeting membahas capaian, tantangan, dan feedback dari para member Signing Blue di Labuan Bajo.

Hasil dari annual meeting ini menjadi wadah diskusi praktik terbaik apa yang dapat dilakukan bersama untuk mewujudkan pariwisata yang berkelanjutan, serta memberikan feedback untuk meningkatkan kinerja dari tim Signing Blue.

Setelah tersosialisasikannya Program Signing Blue oleh Yayasan WWF-Indonesia, diharapkan lebih banyak lagi pelaku, pegiat, dan jasa usaha wisata yang bergabung untuk menerapkan praktik pariwisata berkelanjutan sehingga upaya mewujudkan Labuan Bajo sebagai Destinasi Pariwisata Super Prioritas dan Berkelanjutan dapat tercapai.

Peter Arifin

Previous articleCalon Pejabat Eselon II Diminta Untuk Bermimpi Besar
Next articleRibuan Pelajar SD Antusias Ikuti Vaksinasi Massal di Labuan Bajo

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here